Nusa Tenggara

Nusa Tenggara


Kepulauan Nusa Tenggara Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian Nusa Tenggara NusaTenggara.png Geografi Lokasi Asia Tenggara Koordinat 9°00′S 120°00′E Kepulauan Kepulauan Sunda Pulau besar Flores, Sumbawa, Sumba, Timor, Lombok, Bali Luas 72.877 km2 Pemerintahan Negara Indonesia Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur Maluku (Wilayah Kepulauan Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar) Negara Timor Leste Demografi Penduduk 13.675.089 jiwa Kepulauan Nusa Tenggara atau Kepulauan Sunda Kecil[1] (sekarang kadangkala digunakan dalam peta-peta geografis dunia), adalah gugusan pulau-pulau di sebelah timur Pulau Jawa, dari Pulau Bali di sebelah barat, hingga Pulau Timor di sebelah timur. Kepulauan Barat Daya dan Kepulauan Tanimbar yang merupakan bagian dari wilayah Provinsi Maluku secara geologis juga termasuk dalam kepulauan

nusa-tenggara


Nusa Tenggara. Secara administratif, Kepulauan Nusa Tenggara termasuk wilayah negara Indonesia, kecuali bagian timur Pulau Timor termasuk wilayah negara Timor Leste. Di awal kemerdekaan Indonesia, kepulauan ini merupakan wilayah Provinsi Sunda Kecil yang beribu kota di kota Singaraja, kini terdiri atas 3 provinsi (berturut-turut dari barat): Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Daftar isi 1 Etimologi 2 Lokasi Transisi antara Busur Sunda dan Busur Banda 3 Pulau-pulau utama 3.1 Bali 3.2 Nusa Tenggara Barat 3.3 Nusa Tenggara Timur 4 Lihat pula 5 Referensi 6 Pustaka 7 Pranala luar Etimologi Pada tahun 1950-an Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Moh. Yamin menamai Kepulauan Sunda Kecil menjadi Kepulauan Nusa Tenggara yang artinya "Nusa" (pulau-pulau, kepulauan) yang berada di tenggara Indonesia.[2]. Saat ini nama "Nusa Tenggara" digunakan oleh dua daerah administratif: Provinsi Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur. Lokasi Transisi antara Busur Sunda dan Busur Banda Pada ujung akhir rentangan busur Sunda bagian timur terjadi perubahan sistem konvergensi di mana subduksi antara bagian lempeng samudera dari lempeng Indo-Australia dengan lempeng Eurasia berubah menjadi continental-island arc collision, yaitu kolisi antara bagian lempeng benua dari lempeng Indo-Australia, the Scouth plateau dengan Banda Island arc di mana pulau sumba yang berada di antaranya.[butuh rujukan] Keberadaan pulau Sumba sendiri terletak di Kepulauan Sunda Kecil (Lesser Sunda Island; sekarang "Kepulauan Nusa Tenggara"). Pulau-pulau di Kepulauan Sunda Kecil bagian utara ditemukan adanya rangkaian gunung api yang menandakan pulau-pulau tersebut merupakan pulau-pulau busur kepulauan vulkanik, di antaranya pulau Bali, Lombok, Sumbawa, Flores dan Wetar. Sedangkan bagian dari kepulauan Sunda Kecil selatan, seperti pulau Sumba dan pulau Timor, tidak ditemukannya rangkaian gunung api aktif. Pulau-pulau utama Bali Pulau Bali Pulau Nusa Penida Pulau Nusa Lembongan Pulau Nusa Ceningan Nusa Tenggara Barat Pulau Lombok Pulau Sumbawa Pulau Sangeang Pulau Moyo Nusa Tenggara Timur Pulau Komodo Pulau Flores Pulau Palue Pulau Adonara Pulau Solor Pulau Lomblen (Pulau Lembata) Pulau Pantar Pulau Alor Pulau Sumba Pulau Timor (bersama Timor Leste) Pulau Sawu Pulau Rote

Maluku

Maluku 

Buru - Namlea, Buru Selatan Namrole, Kepulauan Aru - Dobo, Maluku Barat Daya - Tiakur, Maluku Tengah - Masohi, Maluku Tenggara Langgur, Kepulauan Tanimbar Saumlaki, Seram Bagian Barat - Piru, Seram Bagian Timur Bula, Kota Ambon , Kota Tual.  Kota Provinsi Di Maluku


maluku


Maluku adalah sebuah provinsi yang meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia. Lintasan sejarah Maluku telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan besar di Timur Tengah seperti kerajaan Mesir yang dipimpin Firaun. Bukti bahwa sejarah Maluku adalah yang tertua di Indonesia adalah catatan tablet tanah liat yang ditemukan di Persia, Mesopotamia, dan Mesir menyebutkan adanya negeri dari timur yang sangat kaya, merupakan tanah surga, dengan hasil alam berupa cengkih, emas dan mutiara, daerah itu tak lain dan tak bukan adalah tanah Maluku yang memang merupakan sentra penghasil Pala, Fuli, Cengkih dan Mutiara. Pala dan Fuli dengan mudah didapat dari Banda Kepulauan, Cengkih dengan mudah ditemui di negeri-negeri di Ambon,

Pulau-Pulau Lease (Saparua, Haruku & Nusa laut) dan Nusa Ina serta Mutiara dihasilkan dalam jumlah yang cukup besar di Kota Dobo, Kepulauan Aru. Ibu kota Maluku adalah Ambon yang bergelar atau memiliki julukan sebagai Ambon Manise, kota Ambon berdiri di bagian selatan dari Pulau Ambon yaitu di jazirah Leitimur. Ada wacana bahwa Kota Ambon Manise sudah semakin padat, sumpek, dan tidak lagi layak untuk menampung jumlah penduduk yang dari tahun ke tahun meningkat tajam. Ambon yang saat ini merupakan ibu kota Provinsi nantinya akan menjadi kota biasa karena ibu kota direncanakan pindah ke negeri Makariki di Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah penduduk provinsi ini tahun 2010 dalam hasil sensus berjumlah 1.533.506 jiwa. Maluku terletak di Indonesia Bagian Timur. Berbatasan langsung dengan Maluku Utara dan Papua Barat di sebelah utara, Laut Maluku, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara di sebelah barat, Laut Banda, Timor Leste, dan Nusa Tenggara Timur di sebelah selatan serta Laut Aru dan Papua di sebelah timur. Maluku memiliki 2 agama utama yaitu agama Islam yang dianut 50,61% penduduk dan agama Kristen (baik Protestan maupun Katolik) yang dianut 48,4% penduduk.[2] Maluku tercatat dalam ingatan sejarah dunia karena konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi Ambon. Selepas tahun 2002, Maluku berubah wajah menjadi provinsi yang ramah dan damai di Indonesia, untuk itu dunia memberikan suatu tanda penghargaan berupa Gong Perdamaian Dunia yang diletakkan di ACC (Ambon City Centre). Pada tahun 1999 ketika konflik atau tragedi krisis kemanusiaan dan konflik horizontal antara basudara Salam-Sarane atau antara Islam dan Kristen yang lebih dikenal sebagai Tragedi Ambon melanda Maluku, sebagian wilayah Provinsi Maluku dimekarkan menjadi Provinsi Maluku Utara, dengan ibu kota di Sofifi. Namun, karena Kota Sofifi dinilai belum siap menjadi ibu kota maka pusat pemerintahan sementara sampai 2009 berada di Kota Ternate yang berada di Pulau Ternate. Provinsi Maluku dan Maluku Utara membentuk suatu gugus-gugus kepulauan yang terbesar di Indonesia dikenal dengan Kepulauan Maluku dengan lebih dari 4.000 pulau baik pulau besar maupun kecil.

Papua

Papua

Asmat - Agats, Biak  Numfor - Biak,  Boven Digoel Tanah Merah,  Deiyai Tigi , Dogiyai - Kigamani, Intan Jaya- Sugapa, Jayapura - Sentani, Jayawijaya - Wamena, Keerom - Waris, Yapen - Serui, Lanny Jaya - Tiom,  Mamberamo Raya - Burmeso, Mamberamo Tengah- Kobakma, MappiKepi, Merauke Merauke,  Mimika Timika, Nabire, Nduga Kenyam, Paniai, Pegunungan Bintang Oksibilm Puncak Ilaga, Puncak Jaya - Kotamulia, Sarmi, Supiori- Sorendiweri, Tolikara, Karubaga, Waropen - Botawa, Yahukimo - Sumohai, Yalimo - Elelim, Kota Jayapura.  Kota Provinsi Di Papua

papua


Papua Irian Jaya[catatan 1] Provinsi di Indonesia Puncak Jaya Puncak Jaya Lambang resmi Papua Lambang Semboyan: Karya Swadaya Peta Peta Negara Indonesia Hari jadi 1 Mei 1963 (direbut dari Belanda) Ibu kota Jayapura Jumlah satuan pemerintahan Daftar[tampilkan] Pemerintahan • Gubernur Lukas Enembe[1] • Wakil Gubernur Klemen Tinal • Sekretaris Daerah Titus Emanuel Adopehan Herry Dosinaen • Ketua DPRD Yunus Wonda Luas • Total 316.553,07 km2 (12,222,182 sq mi) Penduduk (2017)[2] • Total 3.265.202 • Kepadatan 10,31/km2 (2,670/sq mi) Demografi • Agama Kristen Protestan 65,48% Katolik 17,67% Islam 15,89% Hindu 0.09% Buddha 0,04% Lainnya 0,83%[3] • Suku bangsa Papua: 76,30% Amungme, Arfak, Asmat, Dani, Damal, Yali, dll. Pendatang: 23,70% Jawa 8,38% Asal Sulawesi 3,67% Bugis 3,19% Asal Maluku 2,97% Melayu 2,88% Makassar 1,48% Minahasa 0,77% Batak 0,58% Suku Lainnya 2,18%[4] • Bahasa Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan 268 bahasa daerah Zona waktu WIT (UTC+09:00) Kode pos 985xx-99xxx Kode area telepon Daftar[tampilkan] 0985 - Nabire ISO 3166 ID-PA Plat kendaraan PA (sebelumnya DS) DAU Rp1.889.267.850.000,00 (2013)[5] Lagu daerah Apuse Yamko Rambe Yamko Flora Buah merah papua Fauna Cenderawasih mati-kawat Situs web papua.go.id Peta kabupaten di Provinsi Papua Burung mambruk,Burung endemik Tanah Papua Puncak Jaya, titik tertinggi di Indonesia. Papua adalah provinsi terluas Indonesia yang terletak di bagian tengah Pulau Papua atau bagian paling timur wilayah Papua milik Indonesia. Belahan timurnya merupakan negara Papua Nugini. Provinsi Papua sebelumnya bernama Irian Jaya yang mencakup seluruh wilayah Papua Bagian barat. Sejak tahun 2003, dibagi menjadi dua provinsi dengan bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya memakai nama Papua Barat. Papua memiliki luas 808.105 km persegi dan merupakan pulau terbesar kedua di dunia dan terbesar pertama di Indonesia. Daftar isi 1 Geografi 1.1 Batas Wilayah 2 Etimologi 3 Latar belakang 4 Sejarah 4.1 200 M - 1500 M 4.2 Kolonialisme di Papua 4.3 1900 - Sekarang 5 Pemerintahan 5.1 Gubernur 5.2 Dewan Perwakilan 5.3 Daftar Kabupaten dan kota 6 Pendidikan 7 Infrastruktur 8 Demografi 8.1 Penduduk asli 9 Tradisi dan Budaya 9.1 Senjata tradisional 9.1.1 Tifa 9.1.2 Noken 9.2 Kuliner khas 10 Taman Nasional 10.1 Taman Nasional Lorentz 10.2 Taman Nasional Wasur 10.3 Kawasan perbatasan di Papua 11 Lihat pula 12 Catatan kaki 13 Referensi 14 Daftar Pustaka 15 Pranala luar Geografi Provinsi Papua memiliki luas sekitar 421.981 km2, pulau Papua berada di ujung timur dari wilayah Indonesia, dengan potensi sumber daya alam yang bernilai ekonomis dan strategis, dan telah mendorong bangsa-bangsa asing untuk menguasai pulau Papua. Kabupaten Puncak Jaya merupakan kota tertinggi di pulau Papua, sedangkan kota yang terendah adalah kota Merauke. Sebagai daerah tropis dan wilayah kepulauan, pulau Papua memiliki kelembapan udara relative lebih tinggi berkisar antara 80-89% kondisi geografis yang bervariasi ini mempengaruhi kondisi penyebaran penduduk yang tidak merata. Pada tahun 1990 penduduk di pulau Papua berjumlah 1.648.708 jiwa dan meningkat menjadi sekitar 2,8 juta jiwa pada tahun 2006. Dengan ketinggian 4.884 m, Puncak Jaya merupakan puncak tertinggi di Indonesia sekaligus di Oseania. Luas wilayah Luas 420.540 km2 Iklim Curah hujan 1.800-3.000 mm Suhu udara 19-28°C Kelembapan 80% Batas Wilayah Utara Samudera Pasifik Timur Provinsi Barat, Provinsi Sandaun (Papua Nugini) Selatan Samudera Hindia, Laut Arafuru, Teluk Carpentaria, Australia Barat Papua Barat, Kepulauan Maluku Etimologi Perkembangan asal usul nama pulau Papua memiliki perjalanan yang panjang seiring dengan sejarah interaksi antara bangsa asing dengan masyarakat Papua, termasuk pula dengan bahasa-bahasa lokal dalam memaknai nama Papua. Provinsi Papua, sebelumnya mencakup seluruh wilayah Indonesia di Pulau Papua. Pada masa pemerintahan kolonial Hindia Belanda, wilayah ini dikenal sebagai Nugini Belanda (Nederlands Nieuw-Guinea atau Dutch New Guinea). Setelah berada bergabung dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia, wilayah ini dikenal sebagai Provinsi Irian Barat sejak tahun 1963 hingga 1973. Namanya kemudian diganti menjadi Irian Jaya oleh Soeharto pada saat meresmikan tambang tembaga dan emas Freeport, nama yang tetap digunakan secara resmi sampai terbitnya Undang-Undang No. 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua mengamanatkan nama provinsi ini untuk diganti menjadi Papua. Pada tahun 2003, disertai oleh berbagai protes (penggabungan Papua Tengah dan Papua Timur), Papua dibagi menjadi dua provinsi oleh pemerintah Indonesia; bagian timur tetap memakai nama Papua sedangkan bagian baratnya menjadi Provinsi Irian Jaya Barat (kemudian menjadi Papua Barat). Bagian timur inilah yang menjadi wilayah Provinsi Papua pada saat ini. Nama Papua Barat (West Papua) masih sering digunakan oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM), suatu gerakan separatis yang ingin memisahkan diri dari Indonesia dan membentuk negara sendiri. Latar belakang Papua adalah sebuah pulau yang terletak di sebelah utara Australia dan merupakan bagian dari wilayah timur Indonesia. Sebagian besar daratan Papua masih berupa hutan belantara. Papua merupakan pulau terbesar kedua di dunia setelah Greenland. Sekitar 47% wilayah pulau Papua merupakan bagian dari Indonesia, yaitu yang dikenal sebagai Netherland New Guinea, Irian Barat, West Irian, serta Irian Jaya, dan akhir-akhir ini dikenal sebagai Papua. Sebagian lainnya dari wilayah pulau ini adalah wilayah negara Papua New Guinea (Papua Nugini), yaitu bekas koloni Inggris. Populasi penduduk di antara kedua negara sebetulnya memiliki kekerabatan etnis, tetapi kemudian dipisahkan oleh sebuah garis perbatasan. Papua memiliki luas area sekitar 421.981 kilometer persegi dengan jumlah populasi penduduk hanya sekitar 2,3 juta. Lebih dari 71% wilayah Papua merupakan hamparan hutan hujan tropis yang sulit ditembus karena terdiri atas lembah-lembah yang curam dan pegunungan tinggi, dan sebagian dari pegunungan tersebut diliputi oleh salju. Perbatasan antara Indonesia dengan Papua Nugini ditandai dengan 141 garis Bujur Timur yang memotong pulau Papua dari utara ke selatan. Seperti juga sebagian besar pulau-pulau di Pasifik Selatan lainnya, penduduk Papua berasal dari daratan Asia yang bermigrasi dengan menggunakan kapal laut. Migrasi itu dimulai sejak 30.000 hingga 50.000 tahun yang lalu, dan mengakibatkan mereka berada di luar peradaban Indonesia yang modern, karena mereka tidak mungkin untuk melakukan pelayaran ke pulau-pulau lainnya yang lebih jauh. Para penjelajah Eropa yang pertama kali datang ke Papua, menyebut penduduk setempat sebagai orang Melanesia. Asal kata Melanesia berasal dari kata Yunani, ‘Mela’ yang artinya ‘hitam’, karena kulit mereka berwarna gelap. Kemudian bangsa-bangsa di Asia Tenggara dan juga bangsa Portugis yang berinteraksi secara dekat dengan penduduk Papua, menyebut mereka sebagai orang Papua. Papua sendiri menggambarkan sejarah masa lalu Indonesia, karena tercatat bahwa selama abad ke-18 Masehi, para penguasa dari kerajaan Sriwijaya, yang berpusat di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Palembang, Sumatra Selatan, mengirimkan persembahan kepada kerajaan Tiongkok. Di dalam persembahan itu terdapat beberapa ekor burung Cenderawasih, yang dipercaya sebagai burung dari taman surga yang merupakan hewan asli dari Papua, yang pada waktu itu dikenal sebagai ‘Janggi’. Dalam catatan yang tertulis di dalam kitab Nagarakretagama, Papua juga termasuk kedalam wilayah kerajaan Majapahit (1293–1520). Selain tertulis dalam kitab yang merupakan himpunan sejarah yang dibuat oleh pemerintahan Kerajaan Majapahit tersebut, masuknya Papua kedalam wilayah kekuasaan Majapahit juga tercantum di dalam kitab Prapanca yang disusun pada tahun 1365. Walaupun terdapat kontroversi seputar catatan sejarah tersebut, hal itu menegaskan bahwa Papua adalah sebagai bagian yang tidak terlepas dari jaringan kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara yang berada di bawah kontrol kekuasaan kerajaan Majapahit. Selama berabad-abad dalam paruh pertama milenium kedua, telah terjalin hubungan yang intensif antara Papua dengan pulau-pulau lainnya di Indonesia, yang hubungan tersebut bukan hanya sekadar kontak perdagangan yang bersifat sporadis antara penduduk Papua dengan orang-orang yang berasal dari pulau-pulau terdekat. Selama kurun waktu tersebut, orang-orang dari pulau terdekat yang kemudian datang dan menjadi bagian dari Indonesia yang modern, menyatukan berbagai keragaman yang terserak di dalam kawasan Papua. Hal ini tentunya membutuhkan interaksi yang cukup intens dan waktu yang tidak sebentar agar para penduduk di Papua bisa belajar bahasa Melayu sebagai bahasa pengantar, apalagi mengingat keanekaragaman bahasa yang mereka miliki. Pada tahun 1963, dari sekitar 700.000 populasi penduduk yang ada, 500.000 di antara mereka berbicara dalam 200 macam bahasa yang berbeda dan tidak dipahami antara satu dengan yang lainnya. Beragamnya bahasa di antara sedikitnya populasi penduduk tersebut diakibatkan oleh terbentuknya kelompok-kelompok yang diisolasi oleh perbedaan antara yang satu dengan yang lainnya selama berabad-abad karena kepadatan hutan dan juga jurang yang curam yang sulit untuk dilalui yang memisahkan mereka. Oleh karena itu, sekarang ini ada 234 bahasa pengantar di Papua, dua dari bahasa kedua tanpa pembicara asli. Banyak dari bahasa ini hanya digunakan oleh 50 penutur atau kurang. Beberapa golongan kecil sudah punah, seperti Tandia, yang hanya digunakan oleh dua pembicara dan Mapia yang hanya digunakan oleh satu pembicara. Sekarang ini bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Indonesia, yang menjadi bahasa pengantar yang diajarkan di sekolah-sekolah dan merupakan bahasa di dalam melakukan berbagai transaksi. Bahasa Indonesia sendiri berasal dari bahasa melayu, versi pasar.

Sulawesi

Sulawesi 

Makassar, Sulawesi Selatan, Manado, Sulawesi Utara, Kendari, Sulawesi Tenggara, Palu, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Gorontalo , Bitung, Sulawesi Utara , Palopo, Sulawesi Selatan, Baubau, Sulawesi Tenggara , Parepare, Sulawesi Selatan, Kotamobagu, Sulawesi Utara.


sulawesi


Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian "Celebes" beralih ke halaman ini. Untuk lukisan karya Max Ernst, lihat The Elephant Celebes. Sulawesi Sulawesi map.PNG Pembagian Provinsi Sulawesi Topography.png Geografi Lokasi Asia Tenggara Koordinat 02°S 121°EKoordinat: 02°S 121°E Kepulauan Kepulauan Sunda Besar Luas 180.681 km2 Peringkat luas ke-11 Titik tertinggi Rantemario (3,478 m) Pemerintahan Negara Indonesia Provinsi (ibu kota) Sulawesi Utara (Manado) Gorontalo (Gorontalo) Sulawesi Tengah (Palu) Sulawesi Barat (Mamuju) Sulawesi Selatan (Makassar) Sulawesi Tenggara (Kendari) Kota terbesar Makassar (1,339,374 jiwa; Sensus 2010) Demografi Penduduk 18.455.058 jiwa (tahun 2014) Kepadatan 105.7 jiwa/km2 Kelompok etnis Makassar, Bugis, Kaili, Mandar, Minahasa, Gorontalo, Toraja, Buton, Pamona, Mori, Banggai, Saluan, Balantak, Bajau, Mongondow, Muna. Sulawesi, dahulu dikenal sebagai Celebes (/ˈsɛlᵻbiːz/ atau /sᵻˈliːbiːz/), adalah sebuah pulau di Indonesia. Sulawesi merupakan salah satu dari empat Kepulauan Sunda Besar, dan merupakan pulau terbesar kesebelas di dunia, yang terletak di sebelah timur Kalimantan, sebelah barat Kepulauan Maluku, dan sebelah selatan Mindanao dan Kepulauan Sulu, Filipina. Di Indonesia, hanya Pulau Sumatra, Kalimantan dan Papua yang lebih besar luas wilayahnya, dan hanya Pulau Jawa dan Sumatra yang memiliki populasi lebih banyak dari Sulawesi. Bentang alam di Sulawesi mencakup empat semenanjung: Semenanjung Minahasa di bagian utara; Semenanjung Timur; Semenanjung Selatan; dan Semenanjung Tenggara. Ada tiga teluk yang memisahkan semenanjung-semenanjung ini: yaitu Teluk Tomini di antara Semenanjung Minahasa dan Timur; Teluk Tolo di antara Semenanjung Timur dan Tenggara; dan Teluk Bone di antara Semenanjung Selatan dan Tenggara. Selat Makassar membentang di sepanjang sisi barat pulau dan memisahkan pulau ini dari Kalimantan. Daftar isi 1 Etimologi 2 Geografi 2.1 Kepulauan kecil 3 Geologi 4 Sejarah 5 Pemerintahan 5.1 Kota besar 6 Sumber daya alam 6.1 Daftar gunung di Sulawesi 6.2 Empat semenanjung utama 7 Bahasa 8 Bugis-Makassar 9 Lingkungan 9.1 Taman nasional dan cagar alam 10 Lihat juga 11 Catatan 12 Referensi 12.1 Rujukan 12.2 Daftar pustaka 13 Pranala luar Etimologi Nama Sulawesi diperkirakan berasal dari kata dalam bahasa-bahasa di Sulawesi Tengah yaitu kata sula yang berarti nusa (pulau) dan kata mesi yang berarti besi (logam), yang mungkin merujuk pada praktik perdagangan bijih besi hasil produksi tambang-tambang yang terdapat di sekitar Danau Matano, dekat Sorowako, Luwu Timur.[1] Sedangkan bangsa/orang-orang Portugis yang datang sekitar abad 14-15 masehi adalah bangsa asing pertama yang menggunakan nama Celebes untuk menyebut pulau Sulawesi secara keseluruhan. Geografi Gunung Tongkoko adalah sebuah gunung berapi di Sulawesi Utara Sulawesi adalah pulau terbesar kesebelas di dunia, meliputi area seluas 174600 km2 (67413 sq mi). Bagian tengah pulau ini bergunung-gunung dengan permukaan kasar, sehingga semenanjung di Sulawesi pada dasarnya jauh satu sama lain, yang lebih mudah dijangkau melalui laut daripada melalui jalan darat. Ada tiga teluk yang membagi semenanjung-semenanjung di Sulawesi, dari utara ke selatan, yaitu Teluk Tomini, Tolo dan Bone.[n 1] Ketiganya memisahkan Semenanjung Minahasa atau Semenanjung Utara, Semenanjung Timur, Semenanjung Tenggara dan Semenanjung Selatan. Selat Makassar membentang di sepanjang sisi barat pulau ini.[5] Sulawesi dikelilingi oleh Kalimantan di sebelah barat, oleh Filipina di sebelah utara, oleh Maluku di timur, serta oleh Flores dan Timor di selatan.

Kalimantan

Kalimantan 

Samarinda, Kalimantan Timur, Kuching, Sarawak, Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Kota Kinabalu,, Sabah Balikpapan, Kalimantan Timur, Pontianak, Kalimantan Barat, Sandakan, Sabah , Tawau, Sabah, Miri, Sarawak, Tarakan, Kalimantan Utara, Palangka Raya, Kalimantan Tengah , Sibu, Sarawak, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Singkawang, Kalimantan Barat , Bontang, Kalimantan Timur, Bandar Seri Begawan, Brunei. 


Kalamantan,atau juga disebut Borneo pada zaman kolonial, adalah pulau terbesar ketiga di dunia yang terletak di sebelah utara Pulau Jawa dan di sebelah barat Pulau Sulawesi. Pulau Kalimantan dibagi menjadi wilayah Indonesia (73%), Malaysia (26%), dan Brunei (1%). Pulau Kalimantan terkenal dengan julukan "Pulau Seribu Sungai" karena banyaknya sungai yang mengalir di pulau ini. Pada zaman dahulu, Borneo—yang berasal dari nama kesultanan Brunei—adalah nama yang dipakai oleh kolonial Inggris dan Belanda untuk menyebut pulau ini secara keseluruhan, sedangkan Kalimantan adalah nama yang digunakan oleh penduduk bagian timur pulau ini yang sekarang termasuk wilayah Indonesia.[6][7] Wilayah utara pulau ini (Sabah, Brunei, Sarawak) untuk Malaysia dan Brunei Darussalam. Sementara untuk Indonesia wilayah Utara, adalah provinsi Kalimantan Utara. Dalam arti luas "Kalimantan" meliputi seluruh pulau yang juga disebut dengan Borneo, sedangkan dalam arti sempit Kalimantan hanya mengacu pada wilayah Indonesia.


Asal usul nama Kalimantan tidak begitu jelas. Sebutan kelamantan digunakan di Sarawak untuk menyebut kelompok penduduk yang mengonsumsi sagu di wilayah utara pulau ini[8]. Menurut Crowfurd, kata Kalimantan adalah nama sejenis mangga (Mangifera) sehingga pulau Kalimantan adalah pulau mangga, namun dia menambahkan bahwa kata itu berbau dongeng dan tidak populer.[9]. Mangga lokal yang disebut klemantan ini sampai sekarang banyak terdapat di perdesaan di daerah Ketapang dan sekitarnya, Kalimantan Barat.

Menurut C. Hose dan Mac Dougall, "Kalimantan" berasal dari nama-nama enam golongan suku-suku setempat yakni Iban (Dayak Laut), Kayan, Kenyah, Klemantan (Dayak Darat), Murut, dan Punan. Dalam karangannya, Natural Man, a Record from Borneo (1926), Hose menjelaskan bahwa Klemantan adalah nama baru yang digunakan oleh bangsa Melayu. Namun menurut Slamet Muljana, kata Kalimantan bukan kata Melayu asli tapi kata pinzaman sebagai halnya kata Malaya, melayu yang berasal dari India (malaya yang berarti gunung).

Pendapat yang lain menyebutkan bahwa Kalimantan atau Klemantan berasal dari bahasa Sanskerta, Kalamanthana yaitu pulau yang udaranya sangat panas atau membakar (kal[a]: musim, waktu dan manthan[a]: membakar). Karena vokal a pada kala dan manthana menurut kebiasaan tidak diucapkan, maka Kalamanthana diucap Kalmantan yang kemudian disebut penduduk asli Klemantan atau Quallamontan yang akhirnya diturunkan menjadi Kalimantan.[10] Terdapat tiga kerajaan besar (induk) di pulau ini yaitu Borneo (Brunei/Barune), Succadana (Tanjungpura/Bakulapura), dan Banjarmasinn (Nusa Kencana). Penduduk kawasan timur pulau ini menyebutnya Pulu K'lemantan[11][12][13], orang Italia mengenalnya Calemantan dan orang Ukraina: Калімантан.

Jika ditilik dari bahasa Jawa, nama Kalimantan dapat berarti "Sungai Intan".[14][15][16]


Sebuah sungai di Kalsel dan transportasi airnya
Sepanjang sejarahnya, Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang lain. Kerajaan Singasari, misalnya, menyebutnya "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa Sanskerta artinya pohon tanjung (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sementara Kerajaan Majapahit di dalam Kakawin Nagarakretagama yang ditulis tahun 1365 menyebutnya "Tanjungnagara" yang juga mencakup pula Filipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu.

Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis pada tahun 1663, tetapi naskah Hikayat Banjar ini sendiri berasal dari naskah dengan teks bahasa Melayu yang lebih kuno pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan dengan nama Melayu yaitu pulau "Hujung Tanah". Sebutan Hujung Tanah ini muncul berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman dahulu kala yang berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari deretan Pegunungan Meratus dengan daratan yang berujung di Tanjung Selatan yang menjorok ke Laut Jawa. Keadaan ini identik dengan bentuk bagian ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri Johor yang sering disebut "Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu. Semenanjung Hujung Tanah inilah yang bersetentangan dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur sehingga kemudian mendapat nama Tanjungnagara artinya pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.

Sebutan "Nusa Kencana" adalah sebutan pulau Kalimantan dalam naskah-naskah Jawa Kuno seperti dalam Ramalan Prabu Jayabaya dari masa kerajaan Kadiri (Panjalu), tentang akan dikuasainya Tanah Jawa oleh bangsa Jepang yang datang dari arah Nusa Kencana (Bumi Kencana).Memang terbukti sebelum menyeberang ke Jawa, tentara Jepang terlebih dahulu menguasai ibu kota Kalimantan saat itu yaitu Banjarmasin. Nusa Kencana sering pula digambarkan sebagai Tanah Sabrang yaitu sebagai perwujudan Negeri Alengka yang primitif tempat tinggal para raksasa di seberang Tanah Jawa. Di Tanah Sabrang inilah terdapat Tanah Dayak yang disebutkan dalam Serat Maha Parwa.

Sebutan-sebutan yang lain antara lain: "Pulau Banjar" Raden Paku (kelak dikenal sebagai Sunan Giri) diriwayatkan pernah menyebarkan Islam ke Pulau Banjar, demikian pula sebutan oleh orang Gowa, Selaparang (Lombok), Sumbawa dan Bima karena kerajaan-kerajaan ini memiliki hubungan bilateral dengan Kesultanan Banjar; "Jawa Besar" sebutan dari Marco Polo penjelajah dari Italia[19] atau dalam bahasa Arab[20]; dan "Jaba Daje" artinya "Jawa di Utara (dari pulau Madura) sebutan suku Madura terhadap pulau Kalimantan baru pada abad ke-20.

Borneo adalah nama alternatif untuk Pulau Kalimantan dan muncul akibat salah lafal pedagang Portugal[29], yang diikuti oleh orang Eropa lainnya pada abad ke-17 terhadap nama Brunei ("Barune", menurut Negarakertagama atau "Dahak-Waruni". Pada masa itu, Brunei merupakan salah satu pelabuhan dagang penting untuk produk kehutanan. Lorenzo de Gomez yang pertama mengunjungi pulau ini tahun 

Dalam penggunaan internasional, nama "Borneo" yang lebih banyak digunakan. Dalam konteks Indonesia, istilah ini seringkali dipakai untuk merujuk Pulau Kalimantan secara keseluruhan, termasuk Sabah, Sarawak, dan Brunei. Sebagai perbandingan, kata "Kalimantan" (yang sebagian besarnya merupakan bekas wilayah Kerajaan Banjar) dipakai untuk merujuk ke bagian pulau yang diadministrasi oleh Indonesia.




Jawa

Jawa 

Jakarta, DKI Jakarta, Surabaya, Jawa Timur , Bandung, Jawa Barat, Bekasi, Jawa Barat, Tangerang, Banten, Depok, Jawa Barat, Semarang, Jawa Tengah, Bogor, Jawa Barat, Malang, Jawa Timur , Surakarta, Jawa Tengah

Jawa pulau Jawa (jv) ꦗꦮ (jv) Gunung Merapi 2006-05-14, MODIS.jpg Tempat Java Topography.png Coordenades: falta la latitud Negara Indonesia Ibu kota Daerah Khusus Ibukota Jakarta Kota terbesar Jakarta dan Surabaya Subdivisi administratif [tampilkan] Penduduk Total 160.293.748 (2015) • Kepadatan 1.249,4 orang/km² Bahasa resmi Bahasa dagang dan kreol Melayu, Kangean, Pecok, Bahasa Javindo, Osing, Bahasa Isyarat Indonesia, Bahasa Tengger, Kata Kolok, Bahasa Madura, Betawi, Jawa dan Bahasa Baduy Geografi Bagian dari Kepulauan Sunda Besar dan Asia Tenggara Luas wilayah 128.297 km² Pengukuran 199 km (Amplada) × 1.062 km (Llargada) km Batas perairan Samudra Hindia, Laut Jawa, Selat Bali dan Selat Sunda Ketinggian dpl. 3.676 m ..enllaç=:3.676 m Titik tertinggi Semeru (3.676 m) Sejarah Kejadian penting Serangan Besar di Batavia Informasi tambahan Zona waktu Waktu Indonesia Barat ISO 3166-2 ID-JW Modifica les dades a Wikidata Pulau Jawa (bahasa Jawa: ꦗꦮ, translit. Jåwå, Jawi: جاوا, Pegon: جاوه, Hanzi: 爪哇, bahasa Arab: جاوة‎, bahasa Hindi: जावा, bahasa Tamil: ஜாவா, bahasa Sunda: ᮏᮝ, bahasa Madura: Jhâbâh, bahasa Bali: ᬚᬯ) adalah sebuah pulau di Indonesia dan merupakan pulau terluas ke-13 di dunia. Dengan jumlah penduduk sekitar hampir 160 juta, pulau ini pulau berpenduduk terbanyak di dunia dan merupakan salah satu tempat terpadat di dunia. Meskipun hanya menempati urutan terluas ke-5, Pulau Jawa dihuni oleh 60% penduduk Indonesia. Angka ini turun jika dibandingkan dengan sensus penduduk tahun 1905 yang mencapai 80,6% dari seluruh penduduk Indonesia. Penurunan penduduk di Pulau Jawa secara persentase diakibatkan perpindahan penduduk (transmigrasi) dari pulau Jawa ke seluruh Indonesia. Ibu kota Indonesia, Jakarta, terletak di Jawa bagian Barat Laut (tepatnya di ujung paling barat Jalur Pantura). Jawa adalah pulau yang relatif muda dan sebagian besar terbentuk dari aktivitas vulkanik. Deretan gunung-gunung berapi membentuk jajaran yang terbentang dari timur hingga barat pulau ini, dengan dataran endapan aluvial sungai di bagian utara. Pulau Jawa dipisahkan oleh selat dengan beberapa pulau utama, yakni pulau Sumatra di barat laut, pulau Kalimantan di utara, pulau Madura di timur laut, dan pulau Bali di sebelah timur. Sementara itu di sebelah selatan pulau Jawa terbentang Samudra Hindia. Banyak kisah sejarah Indonesia berlangsung di pulau ini. Dahulu, Jawa adalah pusat beberapa kerajaan Hindu-Buddha, kesultanan Islam, pemerintahan kolonial Hindia Belanda, serta pusat pergerakan kemerdekaan Indonesia. Pulau ini berdampak besar terhadap kehidupan sosial, politik, dan ekonomi Indonesia. Sebagian besar penduduknya bertutur dalam tiga bahasa utama. Bahasa Jawa merupakan bahasa ibu dari 100 juta penduduk Indonesia, dan sebagian besar penuturnya berdiam di Pulau Jawa. Sebagian besar penduduk adalah orang-orang dwibahasa, yang berbahasa Indonesia baik sebagai bahasa pertama maupun kedua. Dua bahasa penting lainnya adalah bahasa Sunda dan bahasa Betawi. Sebagian besar penduduk Pulau Jawa beragama Islam namun tetap terdapat beragam aliran kepercayaan, agama, kelompok etnis, serta budaya di pulau ini. Pulau ini secara administratif terbagi menjadi enam provinsi, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten, serta dua wilayah khusus, yaitu DKI Jakarta dan DI Yogyakarta.

Sumatra

Sumatra 

Medan Sumatra Utara, Palembang Sumatra Selatan , Bandar Lampung Lampung, Batam Kepulauan Riau, Pekanbaru Riau , Padang Sumatra Barat , Jambi- Jambi, Bengkulu  - Bengkulu, Dumai - Riau, Pematangsiantar - Sumatra Utara, Binjai Sumatra Utara , Banda Aceh - Aceh, Lubuklinggau-Sumatra Selatan, Tanjungbalai - Sumatra Utara , Tebing Tinggi - Sumatra Utara


sumatra

Pulau Sumatra . Geografi Lokasi Asia Tenggara Koordinat 0°00′N 102°00′E Kepulauan Kepulauan Sunda Besar Luas 473.481 km2 Peringkat luas ke-6 Titik tertinggi Kerinci (3.805 m) Pemerintahan Negara Indonesia Provinsi Aceh Sumatra Utara Sumatra Barat Riau Kepulauan Riau Jambi Bengkulu Sumatra Selatan Kepulauan Bangka Belitung Lampung Kota terbesar Medan (2.479.560 (2018) jiwa) 

Demografi Penduduk 57.940.351 jiwa (2018) Kepadatan 96 jiwa/km2 Kelompok etnis Aceh, Alas, Batak, Gayo, Minangkabau, Suku Lampung, Melayu, Rejang Sumatra (bentuk tidak baku: Sumatera)[1] adalah pulau keenam terbesar di dunia yang terletak di Indonesia, dengan luas 473.481 km². Penduduk pulau ini sekitar 57.940.351 (sensus 2018). Pulau ini dikenal pula dengan nama lain yaitu Pulau Percha, Andalas, atau Suwarnadwipa (bahasa Sanskerta, berarti "pulau emas"). Kemudian pada Prasasti Padang Roco tahun 1286 dipahatkan swarnnabhūmi (bahasa Sanskerta, berarti "tanah emas") dan bhūmi mālayu ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah Negarakertagama dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini. Daftar isi 1 Etimologi 1.1 Samudra menjadi Sumatra 2 Sejarah 3 Penduduk 4 Transportasi 5 Ekonomi 6 Geografis 6.1 Gunung-gunung di Sumatra yang berketinggian di atas 2.500 meter dpl 7 Administrasi 7.1 Provinsi 7.2 Kota besar 7.3 Kota inti menurut jumlah penduduk 8 Bahasa 9 Budaya 10 Lihat pula 11 Referensi 12 Pranala luar Etimologi Asal nama Sumatra berawal dari keberadaaan Kerajaan Samudra (terletak di pesisir timur Aceh). Diawali dengan kunjungan Ibnu Batutah, petualang asal Maroko ke negeri tersebut pada tahun 1345, dia melafalkan kata Samudra menjadi Samatrah, dan kemudian menjadi Sumatra, selanjutnya nama ini tercantum dalam peta-peta abad ke-16 buatan Portugis, untuk dirujuk pada pulau ini, sehingga kemudian dikenal meluas sampai sekarang.[2] Nama asli Sumatra, sebagaimana tercatat dalam sumber-sumber sejarah dan cerita-cerita rakyat, adalah "Pulau Emas". Istilah Pulau Ameh (bahasa Minangkabau, berarti pulau emas) kita jumpai dalam cerita Cindua Mato dari Minangkabau. Dalam cerita rakyat Lampung tercantum nama tanoh mas untuk menyebut pulau Sumatra. Seorang musafir dari Tiongkok yang bernama I-tsing (634-713) yang bertahun-tahun menetap di Sriwijaya (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatra dengan nama chin-chou yang berarti "negeri emas". Dalam berbagai prasasti, Sumatra disebut dalam bahasa Sanskerta dengan istilah: Suwarnadwipa ("pulau emas") atau Suwarnabhumi ("tanah emas"). Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah Buddha yang termasuk paling tua, Kitab Jataka, menceritakan pelaut-pelaut India menyeberangi Teluk Benggala ke Suwarnabhumi. Dalam cerita Ramayana dikisahkan pencarian Dewi Sinta, istri Rama yang diculik Rahwana, sampai ke Suwarnadwipa. Para musafir Arab menyebut Sumatra dengan nama "Serendib" (tepatnya: "Suwarandib"), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi Persia yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan Srilangka, yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa. Di kalangan bangsa Yunani purba, Sumatra sudah dikenal dengan nama Taprobana. Nama Taprobana Insula telah dipakai oleh Klaudios Ptolemaios, ahli geografi Yunani abad kedua Masehi, tepatnya tahun 165, ketika dia menguraikan daerah Asia Tenggara dalam karyanya Geographike Hyphegesis. Ptolemaios menulis bahwa di pulau Taprobana terdapat negeri Barousai. Mungkin sekali negeri yang dimaksudkan adalah Barus di pantai barat Sumatra, yang terkenal sejak zaman purba sebagai penghasil kapur barus. Naskah Yunani tahun 70, Periplous tes Erythras Thalasses, mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi Nusantara, terutama Sumatra. Di samping mencari emas, mereka mencari kemenyan (Styrax sumatrana) dan kapur barus (Dryobalanops aromatica) yang saat itu hanya ada di Sumatra. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditi mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah Historia Naturalis karya Plini abad pertama Masehi. Dalam kitab umat Yahudi, Melakim (Raja-raja), fasal 9, diterangkan bahwa Nabi Sulaiman a.s. raja Israil menerima 420 talenta emas dari Hiram, raja Tirus yang menjadi bawahan dia. Emas itu didapatkan dari negeri Ofir. Kitab Al-Qur’an, Surat Al-Anbiya’ 81, menerangkan bahwa kapal-kapal Nabi Sulaiman berlayar ke “tanah yang Kami berkati atasnya” (al-ardha l-lati barak-Na fiha). Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri Ophir itu terletak di Sumatra (Gunung Ophir di Pasaman Barat, Sumatra Barat yang sekarang bernama Gunung Talamau?). Perlu dicatat, kota Tirus merupakan pusat pemasaran barang-barang dari Timur Jauh. Ptolemaios pun menulis Geographike Hyphegesis berdasarkan informasi dari seorang pedagang Tirus yang bernama Marinus. Dan banyak petualang Eropa pada abad ke-15 dan ke-16 mencari emas ke Sumatra dengan anggapan bahwa di sanalah letak negeri Ofir Nabi Sulaiman a.s. Samudra menjadi Sumatra Kata yang pertama kali menyebutkan nama Sumatra berasal dari gelar seorang raja Sriwijaya Haji Sumatrabhumi ("Raja tanah Sumatra"),[3] berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke China pada tahun 1017. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatra berasal dari nama Samudra, kerajaan di Aceh pada abad ke-13 dan abad ke-14. Para musafir Eropa sejak abad ke-15 menggunakan nama kerajaan itu untuk menyebut seluruh pulau. Sama halnya dengan pulau Kalimantan yang disebut Borneo, dari nama Brunai, daerah bagian utara pulau itu yang mula-mula didatangi orang Eropa. Demikian pula pulau Lombok tadinya bernama Selaparang, sedangkan Lombok adalah nama daerah di pantai timur pulau Selaparang yang mula-mula disinggahi pelaut Portugis. Peralihan Samudra (nama kerajaan) menjadi Sumatra (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. Odorico da Pordenone dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau. Pada tahun 1490 Ibnu Majid membuat peta daerah sekitar Samudra Hindia dan di sana tertulis pulau "Samatrah". Peta Ibnu Majid ini disalin oleh Roteiro tahun 1498 dan muncullah nama "Camatarra". Peta buatan Amerigo Vespucci tahun 1501 mencantumkan nama "Samatara", sedangkan peta Masser tahun 1506 memunculkan nama "Samatra". Ruy d’Araujo tahun 1510 menyebut pulau itu "Camatra", dan Alfonso Albuquerque tahun 1512 menuliskannya "Camatora". Antonio Pigafetta tahun 1521 memakai nama yang agak ‘benar’: "Somatra". Tetapi sangat banyak catatan musafir lain yang lebih ‘kacau’ menuliskannya: "Samoterra", "Samotra", "Sumotra", bahkan "Zamatra" dan "Zamatora". Catatan-catatan orang Belanda dan Inggris, sejak Jan Huygen van Linschoten dan Sir Francis Drake abad ke-16, selalu konsisten dalam penulisan Sumatra. Bentuk inilah yang menjadi baku, dan kemudian disesuaikan dengan lidah Indonesia: Sumatra Sejarah [icon] Bagian ini memerlukan pengembangan. Anda dapat membantu dengan mengembangkannya. Penduduk Secara umum, pulau Sumatra didiami oleh bangsa Melayu, yang terbagi ke dalam beberapa suku. Suku-suku besar ialah Aceh, Batak, Melayu, Minangkabau, Besemah, Rejang, Ogan, Komering, dan Lampung. Di wilayah pesisir timur Sumatra dan di beberapa kota-kota besar seperti Medan, Batam, Palembang, Pekanbaru, dan Bandar Lampung, banyak bermukim etnis Tionghoa dan India. Penduduk pulau Sumatra hanya terkonsentrasi di wilayah Sumatra Timur dan dataran tinggi Minangkabau. Mata pencaharian penduduk Sumatra sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang. Penduduk Sumatra mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil merupakan penganut ajaran Kristen Protestan, terutama di wilayah Tapanuli dan Toba-Samosir, Sumatra Utara. Di wilayah perkotaan, seperti Medan, Pekanbaru, Batam, Pangkal Pinang, Palembang, dan Bandar Lampung dijumpai beberapa penganut Buddha. Transportasi Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - Palembang, Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan. Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari Pelabuhan Panjang (Lampung) hingga Lubuk Linggau dan Palembang (Sumatra Selatan). Di tengah pulau Sumatra, jalur kereta api hanya terdapat di Sumatra Barat. Jalur ini menghubungkan antara kota Padang dengan Sawah Lunto dan kota Padang dengan kota Pariaman. Semasa kolonial Belanda hingga tahun 2001, jalur Padang - Sawah Lunto dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir tahun 2006, pemerintah provinsi Sumatra Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata. Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota Medan sampai ke kota Rantau Prapat. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang. Penerbangan internasional dilayani dari Banda Aceh (Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda), Medan (Bandar Udara Internasional Kuala Namu), Padang (Bandara Internasional Minangkabau, Batam (Bandar Udara Internasional Hang Nadim), Tanjungpinang (Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah) dan Palembang (Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II). Sedangkan pelabuhan kapal laut ada di Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Batam Centre (Batam), Bulang Linggi (Bintan), Sri Bintan Pura (Tanjungpinang) dan Bakauheni (Lampung). Ekonomi Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan Sumatra Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatra ialah kelapa sawit, tembakau, minyak bumi, timah, bauksit, batu bara dan gas alam. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing. Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah: Arun (Aceh), menghasilkan gas alam. Pangkalan Brandan (Sumatra Utara), menghasilkan minyak bumi Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi. Tanjung Enim (Sumatra Selatan), menghasilkan batu bara. Lahat (Sumatra Selatan), menghasilkan batu bara. Plaju dan Sungai Gerong (Sumatra Selatan), menghasilkan minyak bumi. Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit. Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam. Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah. Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit. Indarung (Sumatra Barat), menghasilkan semen. Sawahlunto (Sumatra Barat), menghasilkan batubara. Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. Medan kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini. Selain kota Medan, kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah: Palembang, Sumatra Selatan Bandar Lampung, Lampung Pekanbaru, Riau Batam, Kepulauan Riau Padang, Sumatra Barat Geografis Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan Nusantara. Di sebelah utara berbatasan dengan Teluk Benggala, di timur dengan Selat Malaka, di sebelah selatan dengan Selat Sunda dan di sebelah barat dengan Samudra Hindia. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana, antara lain Asahan (Sumatra Utara), Sungai Siak (Riau), Kampar, Inderagiri (Sumatra Barat, Riau), Batang Hari (Sumatra Barat, Jambi), Musi, Ogan, Lematang, Komering (Sumatra Selatan), Way Sekampung, Way Tulangbawang, Way Seputih dan Way Mesuji (Lampung). Sementara beberapa sungai yang bermuara ke pesisir barat pulau Sumatra di antaranya Batang Tarusan (Sumatra Barat) dan Ketahun (Bengkulu). Di bagian barat pulau, terbentang pegunungan Bukit Barisan yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500 km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik yang tidak aktif maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti Geureudong (Aceh), Sinabung (Sumatra Utara), Marapi dan Talang (Sumatra Barat), Gunung Dempo (Sumatra Selatan), Gunung Kaba (Bengkulu), dan Kerinci (Sumatra Barat, Jambi). Di pulau Sumatra juga terdapat beberapa danau, di antaranya Danau Laut Tawar (Aceh), Danau Toba (Sumatra Utara), Danau Singkarak, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Talang (Sumatra Barat), Danau Kerinci (Jambi) dan Danau Ranau (Lampung dan Sumatra Selatan). Gunung-gunung di Sumatra yang berketinggian di atas 2.500 meter dpl Artikel utama: Daftar gunung di Sumatra Gunung Bandahara, Aceh (3.030 m) Gunung Dempo, Sumatra Selatan (3.159 m) Gunung Geureudong, Aceh (2.885 m) Gunung Kerinci, Sumatra Barat dan Jambi (3.805 m) Gunung Leuser, Aceh (3.172 m) Gunung Marapi, Sumatra Barat (2.891 m) Gunung Perkison, Aceh (2.828 m) Gunung Singgalang, Sumatra Barat (2.877 m) Gunung Talamau, Sumatra Barat (2.912 m) Gunung Talang, Sumatra Barat (2.597 m) Administrasi Provinsi Pemerintahan di Sumatra dibagi menjadi 10 provinsi. Provinsi Ibu kota Gubernur Luas Wilayah (km2) Populasi (2018) Kabupaten/ Kota Logo Peta Aceh Banda Aceh Nova Iriansyah (Plt.) 57.117 5.184.003 23 Coat of arms of Aceh.svg Locator Aceh final.png Sumatra Utara Medan Edy Rahmayadi 72.271 14.753.286 33 Coat of arms of North Sumatra.svg Locator north sumatra.png Sumatra Barat Padang Irwan Prayitno 42.095 5.511.246 19 Coat of arms of West Sumatra.svg Locator west sumatra.png Riau Pekanbaru Syamsuar 89.899 6.013.651 12 Coat of arms of Riau.svg 150px Kepulauan Riau Tanjung Pinang Nurdin Basirun 8.290 1.896.103 7 Coat of arms of Riau Islands.png Locator archriau.png Jambi Jambi Fachrori Umar 49.203 3.477.124 11 Coat of arms of Jambi.svg Locator jambi.png Bengkulu Bengkulu Rohidin Mersyah 19.929 1.975.845 10 Coat of arms of Bengkulu.png Locator bengkulu final.png Sumatra Selatan Palembang Herman Deru 87.102 8.182.597 17 Coat of arms of South Sumatra.svg Locator sumsel final.png Kepulauan Bangka Belitung Pangkal Pinang Erzaldi Rosman Djohan 16.790 1.349.121 7 Coat of arms of Bangka Belitung Islands.svg Locator babel final.png Lampung Bandar Lampung Muhammad Ridho Ficardo 33.843 9.597.375 15 Coat of arms of Lampung.svg Locator lampung final.png Kota besar Berikut 15 kota besar di Sumatra berdasarkan jumlah populasi tahun 2019 (Kemendagri) . No. Kota Provinsi Populasi (2019) Tanggal peresmian 1 Medan Sumatra Utara 2.949.830 1 Juli 1590; 429 tahun lalu 2 Palembang Sumatra Selatan 1.573.898 17 Juni 1683; 336 tahun lalu 3 Bandar Lampung Lampung 1.176.677 17 Juni 1682; 337 tahun lalu 4 Batam Kepulauan Riau 1.063.941 18 Desember 1829; 190 tahun lalu 5 Pekanbaru Riau 900.465 23 Juni 1784; 235 tahun lalu 6 Padang Sumatra Barat 887.675 7 Agustus 1669; 350 tahun lalu 7 Jambi Jambi 610.854 17 Mei 1946; 73 tahun lalu 8 Bengkulu Bengkulu 366.435 18 Maret 1719; 300 tahun lalu 9 Dumai Riau 350,678 20 April 1999; 20 tahun lalu 10 Pematangsiantar Sumatra Utara 282.885 24 April 1871; 148 tahun lalu 11 Binjai Sumatra Utara 282.415 17 Mei 1872; 147 tahun lalu 12 Banda Aceh Aceh 240.462 22 April 1205; 814 tahun lalu 13 Lubuklinggau Sumatra Selatan 226,002 21 Juni 2001; 18 tahun lalu 14 Tanjungbalai Sumatra Utara 167.012 27 Desember 1620; 398 tahun lalu 15 Tebing Tinggi Sumatra Utara 156.815 1 Juli 1917; 102 tahun lalu Kota inti menurut jumlah penduduk

Jakarta Selatan

Jakarta Selatan

Berikut ini adalah daftar kecamatan dan kelurahan di kota Administrasi Jakarta Selatan beserta Kode pos mereka.[1]Kota Administrasi Jakarta Selatan memiliki 10 kecamatan dan 65 kelurahan dengan Kode pos 12110 hingga 12980.

jakarta-selatan


Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Selatan, adalah sebagai berikut: Kode Kemendagri Kecamatan Jumlah Kelurahan Daftar Kelurahan 31.74.06

Cilandak, Jakarta Selatan 5 Cilandak BaratCipete SelatanGandaria SelatanLebak BulusPondok Labu 31.74.09 Jagakarsa, Jakarta Selatan 6 CiganjurCipedakJagakarsaLenteng AgungSrengseng SawahTanjung Barat 31.74.07 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 10 Cipete UtaraGandaria UtaraGunungKramat PelaMelawaiPetogoganPuloRawa BaratSelongSenayan 31.74.05 Kebayoran Lama, Jakarta Selatan 6 CipulirGrogol SelatanGrogol UtaraKebayoran Lama SelatanKebayoran Lama UtaraPondok Pinang 31.74.03 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 5 BangkaKuningan BaratMampang PrapatanPela MampangTegal Parang 31.74.08 Pancoran, Jakarta Selatan 6 CikokoDuren TigaKalibataPancoranPengadeganRawajati 31.74.04 Pasar Minggu, Jakarta Selatan 7 Cilandak TimurJati PadangKebagusanPasar MingguPejaten BaratPejaten TimurRagunan 31.74.10 Pesanggrahan, Jakarta Selatan 5 BintaroPesanggrahanPetukangan SelatanPetukangan UtaraUlujami 31.74.02 Setiabudi, Jakarta Selatan 8 GunturKaret KuninganKaret SemanggiKaretKuningan TimurMenteng AtasPasar ManggisSetiabudi 31.74.01 Tebet, Jakarta Selatan 7 Bukit DuriKebon BaruManggarai SelatanManggaraiMenteng DalamTebet BaratTebet Timur TOTAL 65 Kebayoran Baru Kode pos Kebayoran Lama Kode pos Pesanggrahan Kode pos Cilandak Kode pos Pasar Minggu Kode pos Selong 12110 Grogol Utara 12210 Ulujami 12250 Cipete Selatan 12410 Pejaten Barat 12510 Gunung 12120 Grogol Selatan 12220 Petukangan Utara 12260 Gandaria Selatan 12420 Pejaten Timur 12510 Kramat Pela 12130 Cipulir 12230 Petukangan Selatan 12270 Cilandak Barat 12430 Pasar Minggu 12520 Gandaria Utara 12140 Kebayoran Lama Utara 12240 Pesanggrahan 12320 Lebak Bulus 12440 Kebagusan 12520 Cipete Utara 12150 Kebayoran Lama Selatan 12240 Bintaro 12330 Pondok Labu 12450 Jati Padang 12540 Pulo 12160 Pondok Pinang 12310 Ragunan 12550 Melawai 12160 Cilandak Timur 12560 Petogogan 12170 Rawa Barat 12180 Senayan 12190 Jagakarsa Kode pos Mampang Prapatan Kode pos Pancoran Kode pos Tebet Kode pos Setiabudi Kode pos Tanjung Barat 12530 Kuningan Barat 12710 Kalibata 12740 Tebet Barat 12810 Setiabudi 12910 Lenteng Agung 12610 Pela Mampang 12720 Rawa Jati 12750 Tebet Timur 12820 Karet 12920 Jagakarsa 12620 Bangka 12730 Duren Tiga 12760 Kebon Baru 12830 Karet Semanggi 12930 Ciganjur 12630 Tegal Parang 12790 Cikoko 12770 Bukit Duri 12840 Karet Kuningan 12940 Srengseng Sawah 12640 Mampang Prapatan 14470 Pengadegan 12770 Manggarai 12850 Kuningan Timur 12950 Cipedak 12630 Pancoran 12780 Manggarai Selatan 12860 Menteng Atas 12960 Menteng Dalam 12870 Pasar Manggis 12970 Guntur 12980 Referensi

Menteng

Menteng, Jakarta Pusat


Kecamatan Tempat kediaman di Menteng Negara Indonesia Provinsi Jakarta,  Kota Jakarta Pusat Pemerintahan • Camat Paris Limbong Kodepos 10310-10350 Luas 6.53 km² Desa/kelurahan 5 Kelurahan 25,503 KK 425 RT 38 RW

menteng


Kecamatan Menteng adalah sebuah kecamatan yang terletak di Jakarta Pusat dan merupakan Pusat Pemerintahan dari Kota Administrasi Jakarta Pusat. Kecamatan ini berbatasan dengan Kecamatan Gambir di sebelah utara, Kecamatan Tanah Abang di sebelah barat, Kecamatan Senen di sebelah timur, dan Kecamatan Setiabudi di sebelah selatan. Menteng merupakan tempat domisili banyak pejabat tinggi negara serta kedutaan besar negara-negara sahabat. Jalan Thamrin, yang merupakan jantung kota Jakarta, terletak di bagian barat Kecamatan Menteng. Di Kecamatan Menteng terdapat beberapa stasiun kereta api seperti Stasiun Gondangdia, Stasiun Sudirman, dan Stasiun Cikini. Daftar isi 1 Sejarah 2 Daftar kelurahan 3 Daftar tempat penting 4 Galeri 5 Referensi 6 Pranala luar Sejarah Menteng merupakan perumahan villa pertama di kota Jakarta (dulu Batavia), yang dikembangkan antara tahun 1910 dan 1918. Perancangnya adalah tim arsitek yang dipimpin oleh P.A.J. Mooijen, seorang arsitek Belanda yang merupakan anggota tim pengembang yang dibentuk pemerintah kota Batavia.[1] Rancangan awalnya memiliki kemiripan dengan model kota taman dari Ebenezer Howard, seorang arsitektur pembaharu asal Inggris. Bedanya, Menteng tidak dimaksudkan berdiri sendiri namun terintegrasi dengan suburban lainnya. Thomas Karsten, seorang pakar tata lingkungan semasanya, memberi komentar bahwa Menteng memenuhi semua kebutuhan perumahan untuk kehidupan yang layak. Proyek Menteng dinamakan Nieuw Gondangdia dan menempati lahan seluas 73 ha. Pada tahun 1890 kawasan ini dimiliki oleh 3.562 pemilik tanah.[2] Batas selatannya adalah Banjir Kanal Barat yang selesai dibangun 1919. Rancangan Mooijen dimodifikasi oleh F.J. Kubatz dengan mengubah tata jalan dan penambahan taman-taman hingga mencapai bentuk yang tetap antara 1920an dan 1930an. Sebagai kota taman, di kawasan ini banyak dijumpai taman-taman terbuka. Yang terbesar adalah Taman Suropati, yang terletak di antara Jalan Imam Bonjol dan Jalan Diponegoro. Kemudian terdapat Taman Lawang yang terletak di Jalan Sumenep, Situ Lembang di Jalan Lembang, serta Taman Cut Meutia di Jalan Cut Meutia. Di kawasan ini dulu pernah berdiri Stadion Menteng, yang kini telah beralih fungsi menjadi Taman Menteng. Setelah kemerdekaan Indonesia, Menteng menjadi daerah elite di Jakarta. Banyak tokoh-tokoh penting dan konglomerat ternama tinggal di wilayah tersebut, termasuk tokoh proklamator Indonesia, Soekarno dan Mohammad Hatta. Selain kedua tokoh tersebut, yang berdomisili disini adalah Soeharto, Mohammad Natsir, A.H Nasution, Ali Sadikin, Rosihan Anwar, Subandrio, Kemal Idris, dan Soedarpo Sastrosatomo. Menteng juga menjadi tempat tinggal masa kanak-kanak Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama. Dia pun pernah menuntut ilmu di sekolah-sekolah lokal yakni SDN Besuki dan SD Santo Fransiskus Assisi.[3][4][5] Daftar kelurahan Menteng dengan kode pos 10310 Pegangsaan dengan kode pos 10320 Cikini dengan kode pos 10330 Kebon Sirih dengan kode pos 10340 Gondangdia dengan kode pos 10350 Daftar tempat penting Masjid Cut Meutia Hotel Morrissey Entertainment X'nter (Sudah dibongkar, sedang diganti dengan gedung perkantoran dan perumahan) Gedung Joeang 45 Gedung Perintis Kemerdekaan Stasiun Gondangdia Grand Hyatt Hotel Indonesia, hotel mewah pertama di Indonesia dan tempat penting di Jakarta. Jakarta Theater Hotel Mandarin Metropole Theater (dulunya Megaria Theater) Menara Thamrin Taman Menteng (merupakan peninggalan dari situs sejarah Stadion Menteng) Tugu Proklamasi(Monumen Proklamator) Monumen Selamat Datang, terdapat di Bundaran HI (Hotel Indonesia) Museum Perumusan Naskah Proklamasi Hotel Nikko Sarinah (Graha Mataram) Galeri Kunstkring Gereja St. Theresia Gereja Paulus Masjid Sunda Kelapa Taman Suropati Taman Ismail Marzuki, berisi planetarium dari Jakarta Tugu Tani Galeri Jalan Thamrin, sebelah barat Kecamatan Menteng, Jakarta. Gereja St. Theresia. Megaria Theater. Sarinah Department Store, salah satu department store modern paling awal di Jakarta.. Tugu Tani. Referensi ^ Silver, C. 2007. "Planning the Megacity. Jakarta in the Twentieth Century". Routledge. London. hal. 57 ^ op.cit. hal. 58 ^ "Patung Obama kecil untuk menambah devisa Indonesia". The Jakarta Globe. 2009-12-09. Diakses tanggal 2010-02-19. ^ Dari Chinaview.cn ^ Obama diklaim pernah bersekolah di sekolah Islam Pranala luar (Indonesia) BPS DKI Jakarta (Indonesia)

 Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Cempaka Putih Cempaka Putih BaratCempaka Putih TimurRawasari Lambang Kota Administrasi Jakarta Pusat Gambir CidengDuri PuloGambirKebon KelapaPetojo SelatanPetojo Utara Johar Baru GalurJohar BaruKampung RawaTanah Tinggi Kemayoran Cempaka BaruGunung Sahari SelatanHarapan MulyaKebon KosongKemayoranSerdangSumur BatuUtan Panjang Menteng CikiniGondangdiaKebon SirihMentengPegangsaan Sawah Besar Gunung Sahari UtaraKarang AnyarKartiniMangga Dua SelatanPasar Baru Senen BungurKenariKramatKwitangPasebanSenen Tanah Abang Bendungan HilirGeloraKampung BaliKaret TengsinKebon KacangKebon MelatiPetamburan

Sawah Besar

Sawah Besar, Jakarta Pusat 


Sawah Besar Kecamatan Negara Indonesia Provinsi Jakarta , Kota Jakarta Pusat Desa/kelurahan 5 Kecamatan Sawah Besar terletak di Jakarta Pusat. Pada zaman Belanda, Daerah Ini dikenal dengan sebutan Weltevreden (Daerah di sekitar Lapangan Banteng) Daftar tempat penting Gedung Kesenian Jakarta Hotel Borobudur Masjid Istiqlal(Dahulu Fort Prins Frederik) Gereja Katedral Jakarta Pekan Raya Jakarta,(Jakarta International Expo Exhibition Hall),atau Jakarta Fair Menara Jakarta (under construction) Lapangan Banteng (Dahulu Waterlooplein) Pasar Baru Gedung Kementerian Keuangan Indonesia (Dahulu Het Witte Huis Van Daendels)

sawah-besar


Gedung Kementerian Agama Republik Indonesia Katedral Mesias and Aula Simfonia Jakarta Sheraton Hotel Lihat pula Weltevreden Daftar Kelurahan Pasar Baru, Sawah Besar dengan kode pos 10710 Gunung Sahari Utara, Sawah Besar dengan kode pos 10720 Mangga Dua Selatan, Sawah Besar dengan kode pos 10730 Karang Anyar, Sawah Besar dengan kode pos 10740 Kartini, Sawah Besar dengan kode pos 10750 lbs

Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Cempaka Putih Cempaka Putih BaratCempaka Putih TimurRawasari Lambang Kota Administrasi Jakarta Pusat Gambir CidengDuri PuloGambirKebon KelapaPetojo SelatanPetojo Utara Johar Baru GalurJohar BaruKampung RawaTanah Tinggi Kemayoran Cempaka BaruGunung Sahari SelatanHarapan MulyaKebon KosongKemayoranSerdangSumur BatuUtan Panjang Menteng CikiniGondangdiaKebon SirihMentengPegangsaan Sawah Besar Gunung Sahari UtaraKarang AnyarKartiniMangga Dua SelatanPasar Baru Senen BungurKenariKramatKwitangPasebanSenen Tanah Abang Bendungan HilirGeloraKampung BaliKaret TengsinKebon KacangKebon MelatiPetamburan

Kemayoran

Kemayoran, Jakarta Pusat

Kemayoran Kecamatan Negara Indonesia Provinsi Jakarta Kota Jakarta Pusat Jakarta International Expo Kecamatan Kemayoran terletak di Jakarta Pusat. Di kecamatan ini dulunya merupakan Bandara Kemayoran yang sejak tahun 1985 ditutup dan dijadikan sebuah pemukiman sebagian wilayahnya yaitu seluas 44 hektar. Sejak 1992, menjadi tempat penyelenggaraan Pekan Raya Jakarta yang diselenggarakan setiap tahun dalam rangka hari jadi Kota Jakarta.



Kecamatan ini berada di bagian ujung utara Jakarta Pusat berbatasan dengan Kecamatan Tanjung Priok (Jakarta Utara) di sebelah utara, Kecamatan Sawah Besar di sebelah barat, Kecamatan Kelapa Gading di sebelah timur, dan Kecamatan Cempaka Putih dan Johar Baru di sebelah selatan. Daftar isi 1 Daftar Kelurahan 2 Angkutan umum 3 Lihat pula 4 Pranala luar Daftar Kelurahan Gunung Sahari Selatan, Kemayoran dengan kode pos 10610 Kemayoran, Kemayoran dengan kode pos 10620 Kebon Kosong, Kemayoran dengan kode pos 10630 Harapan Mulya, Kemayoran dengan kode pos 10640 Cempaka Baru, Kemayoran dengan kode pos 10640 Utan Panjang, Kemayoran dengan kode pos 10650 Sumur Batu, Kemayoran dengan kode pos 10640 Serdang, Kemayoran dengan kode pos 10650 Angkutan umum KRL Jabotabek di Stasiun Kemayoran dan Stasiun Rajawali Mikrolet M37 Senen-Pulogadung - turun di Kemayoran Mikrolet M53 Kota-Pulogadung - turun di Kemayoran Metromini P07 Senen-Semper Metromini P10 Senen-Sunter Metromini P11 Senen-Bendungan Jago Metromini U24 Senen-Tanjung Priok - turun di Kemayoran Sinar Jaya AC140 Kemayoran-Bekasi (via Bekasi Timur) Mayasari Bakti AC27 Kota-Bekasi (via Bekasi Barat) - turun di Kemayoran Mayasari Bakti AC27 Kota-Bekasi (via Bekasi Timur) - turun di Kemayoran DAMRI Kemayoran-Bandara Lihat pula Stasiun Kemayoran Pekan Raya Jakarta Bandara Kemayoran Pranala luar Ikon portal Portal Indonesia Peta Kemayoran Situs Jakarta Fair lbs

 Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Cempaka Putih Cempaka Putih BaratCempaka Putih TimurRawasari Lambang Kota Administrasi Jakarta Pusat Gambir CidengDuri PuloGambirKebon KelapaPetojo SelatanPetojo Utara Johar Baru GalurJohar BaruKampung RawaTanah Tinggi Kemayoran Cempaka BaruGunung Sahari SelatanHarapan MulyaKebon KosongKemayoranSerdangSumur BatuUtan Panjang Menteng CikiniGondangdiaKebon SirihMentengPegangsaan Sawah Besar Gunung Sahari UtaraKarang AnyarKartiniMangga Dua SelatanPasar Baru Senen BungurKenariKramatKwitangPasebanSenen Tanah Abang Bendungan HilirGeloraKampung BaliKaret TengsinKebon KacangKebon MelatiPetamburan

Gambir


Gambir, Jakarta Pusat 


Gambir Kecamatan Negara Indonesia Provinsi Jakarta,  Kota Jakarta Pusat Luas 760 ha Kepadatan 18.570 km2 Desa/kelurahan 6 Kecamatan Gambir terletak di Jakarta Pusat. Stasiun Gambir terletak di kecamatan ini.

gambir



Sejarah Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Gambir, khususnya daerah Kelurahan Gambir dan sekitarnya, dinamakan Weltevreden (termasuk stasiun kereta apinya). Nama "Gambir" sendiri sudah dipakai pula untuk kawasan yang sama sejak awal abad ke-19, diambil dari nama seorang letnan Belanda keturunan Prancis bernama Gambier yang ditugaskan Daendels untuk membuka jalan ke arah selatan.[1] Sebelum dikembangkan oleh Daendels sebagai pusat pemerintahan Hindia Belanda di daerah baru yang disebutnya Weltevreden sejarah kawasan ini telah dimulai sejak tahun 1658 masih berupa daerah rawa-rawa dan padang ilalang.

Nama  Jalan Di Daerah Gambir, Jakarta Pusat 


  • Jl. Biak, Jl Balikpapan , Jl Ir. H. Juanda, Stasion Juanda, Jl. Cidend Barat, Jl Tanah Abang, Museum Nasional, Jl Veteran III, Monumen Nasional , Stasiun Gambir, Jl. Suryopranoto, Jl. A.M. Sangaji. 

Oleh pemiliknya yang bernama Anthony Paviljoen, daerah ini telah mulai disewakan kepada masyarakat Tionghoa untuk digarap sebagai lahan pertanian sayur-sayuran dan sawah. Setelah makin berkembang daerah ini timbul pasar yang berlanjut terus menerus sebagai pasar tempat memperingati hari lahir ratu Belanda yang diadakan pasar malam setiap tahun. Pasar yang tumbuh dan berkembang terus itu disebut pasar Gambir. Setelah Daendels berkuasa dan memindahkan pusat pemerintahan dari Kota ke Weltevreden yang dalam bahasa Belanda berarti tempat yang paling ideal sebagai lokasi pemukiman (tempat yang nyaman), maka Belanda mulai membangun berbagai macam sarana prasarana perkotaan di daerah baru ini. Salah satu sarana perkotaan yang terkenal pada waktu itu adalah lapangan Koningsplein yang disebut juga oleh masyarakat lokal dengan nama lapangan Gambir. Lapangan ini kemudian dikenal dengan nama Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta). Lapangan ini mengingatkan kita pada peristiwa rapat raksasa rakyat Jakarta yang terjadi di lapangan Ikada. Pada masa lalu, di lapangan ini terdapat perkumpulan olahraga dan yang paling terkenal adalah Bataviaasche Sport Club (BSC) dan Batavia Buitenzorg Wedloop Societiet (BBWS). BSC adalah perkumpulan olahraga biasa dan BBWS adalah perkumpulan olahraga berkuda.[2] Daftar Kelurahan Gambir, Gambir, Jakarta Pusat dengan kode pos 10110 Kebon Kelapa, Gambir dengan kode pos 10120 Petojo Utara, Gambir dengan kode pos 10130 Duri Pulo, Gambir dengan kode pos 10140 Cideng, Gambir dengan kode pos 10150 Petojo Selatan, Gambir dengan kode pos 10160 Catatan kaki ^ Pradaningrum Mijarto.Pasar Gambir Puluhan Tahun Lalu. Kompas daring. Edisi 29 Agustus 2009. ^ Pemprov DKI Jakarta.[1]. Pranala luar lbs Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Cempaka Putih Cempaka Putih BaratCempaka Putih TimurRawasari Lambang Kota Administrasi Jakarta Pusat Gambir CidengDuri PuloGambirKebon KelapaPetojo SelatanPetojo Utara Johar Baru GalurJohar BaruKampung RawaTanah Tinggi Kemayoran Cempaka BaruGunung Sahari SelatanHarapan MulyaKebon KosongKemayoranSerdangSumur BatuUtan Panjang Menteng CikiniGondangdiaKebon SirihMentengPegangsaan Sawah Besar Gunung Sahari UtaraKarang AnyarKartiniMangga Dua SelatanPasar Baru Senen BungurKenariKramatKwitangPasebanSenen Tanah Abang Bendungan HilirGeloraKampung BaliKaret TengsinKebon KacangKebon MelatiPetamburan

Johar Baru

Johar Baru, Jakarta Pusat 

Johar Baru Kecamatan Negara Indonesia Provinsi Jakarta , Kota Jakarta Pusat Desa/kelurahan 4 Johar Baru adalah salah satu Kecamatan yang terletak di Jakarta Pusat dan merupakan hasil pemekaran dari Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat

johar-baru


Daftar Kelurahan Galur, Johar Baru dengan kode pos 10530 Tanah Tinggi, Johar Baru dengan kode pos 10540 Kampung Rawa, Johar Baru dengan kode pos 10550 Johar Baru, Johar Baru dengan kode pos 10560 lbs Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Cempaka Putih Cempaka Putih BaratCempaka Putih TimurRawasari Lambang Kota Administrasi Jakarta Pusat Gambir CidengDuri PuloGambirKebon KelapaPetojo SelatanPetojo Utara Johar Baru GalurJohar BaruKampung RawaTanah Tinggi Kemayoran Cempaka BaruGunung Sahari SelatanHarapan MulyaKebon KosongKemayoranSerdangSumur BatuUtan Panjang Menteng CikiniGondangdiaKebon SirihMentengPegangsaan Sawah Besar Gunung Sahari UtaraKarang AnyarKartiniMangga Dua SelatanPasar Baru Senen BungurKenariKramatKwitangPasebanSenen Tanah Abang Bendungan HilirGeloraKampung BaliKaret TengsinKebon KacangKebon MelatiPetamburan Lihat pula: Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Administrasi Jakarta Pusat

Tanah Abang

Tanah Abang, Jakarta Pusat 


Tanah Abang Kecamatan Negara Indonesia Provinsi Jakarta,  Kota Jakarta Pusat Luas ... km² Kepadatan ... jiwa/km² Kantor kecamatan Tanah Abang Seorang pekerja batik cap di Tanah Abang (foto diambil antara tahun 1910 dan 1930) Tanah Abang adalah salah satu kecamatan di wilayah Kota Administrasi Jakarta Pusat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Di sana terdapat pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara. Pasar tersebut telah ada sejak 1735.

tanah-abang


 Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan pakaian dan tekstil utama ke berbagai wilayah di Indonesia dan juga Asia serta dunia. Pada Februari 2003, sebagian kecil dari wilayah pasar Tanah Abang terbakar. Penyebab kebakaran masih menjadi isu kontroversial. Banyak orang menganggap penyebabnya adalah kondisi pasar yang terlalu ramai dan motif politik. Pasar Tanah Abang terbagi menjadi 3 wilayah gedung yang menjadi pusat perdagangan antara lain Tanah Abang Metro, Tanah Abang lama dan Tanah Abang AURI.Tanah Abang lama terbagi atas beberapa blok antara lain blok A, B dan F yang berisikan kios-kios, sedangkan Tanah Abang AURI terbagi atas beberapa blok antara lain blok A, B, C, D, E, F, AA, BB, CC. Seluruh blok di Tanah Abang AURI merupakan kumpulan ruko yang umumnya menjual tekstil, kecuali blok E yang merupakan kumpulan kios-kios yang menjual pakaian dalam bentuk eceran ataupun grosir. Daftar isi 1 Angkutan umum 1.1 Transportasi 1.2 Pusat Perbelanjaan 2 Daftar Kelurahan 3 Pranala luar Angkutan umum Berikut ini adalah trayek bus, KRL dan mikrolet yang melayani Tanah Abang Transportasi Kopaja P16 ke Ciledug (via Kebon Jati - Aipda KS Tubun - Brigjen Katamso - Kemanggisan - Tanjung Duren - Kedoya Raya - Puri Indah - Karang Tengah) Kopaja P19 ke Ragunan (via Wahid Hasyim - Thamrin - Sudirman - Blok M - Prapanca - Antasari - Ampera - TB Simatupang) Kopaja T502 ke Kampung Melayu (via Kebon Sirih - Cikini - Diponegoro - Salemba - Matraman - Jatinegara Timur) Kopaja S602 ke Ragunan (via Mansyur - Casablanca - Gatot Subroto - Mampang) Kopaja S608 ke Blok M (via Pejompongan - Palmerah - Asia Afrika - Patal Senayan - Kebayoran Lama - Pakubuwono - Taman Puring) Kopaja S615 ke Lebak Bulus (via Pejompongan - Palmerah - Gerbang Pemuda - Asia Afrika - Blok M - Prapanca - Antasari - Cilandak) Koantas Bima P102 ke Ciputat (Petamburan - Slipi - Gerbang Pemuda - Asia Afrika - Hang Tuah - Pakubuwono - Taman Puring - Radio Dalam - Pondok Indah - Lebak Bulus) Metromini B91 ke Batusari (via Cideng - Roxi - Grogol - Letjen S. Parman - Tanjung Duren - Kemanggisan - Rawa Belong) Metromini S640 ke Pasar Minggu (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Pancoran) Mayasari Bakti AC52 patas ke Bekasi (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Jatibening - Bekasi Timur) Mayasari Bakti AC52A patas ke Jatiasih (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Jatibening - Tol JORR) Mayasari Bakti AC70 patas ke Kampung Rambutan (via Wahid Hasyim - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol - Ps. Rebo) Mayasari Bakti AC70A patas ke Cileungsi (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Cibubur) Mayasari Bakti AC70B patas ke Cibinong (via Kebon Sirih - Thamrin - Sudirman - Komdak - Tol Citeureup) Mayasari Bakti P14 ke Tanjung Priok (via Kebon Sirih - Senen - Cempaka Putih - Yos Sudarso - Sunter) Mayasari Bakti R507 ke Pulo Gadung (via Kebon Sirih - Senen - Cempaka Putih - Perintis Kemerdekaan) Sinar Jaya AC141 patas ke Bekasi (via Mansyur - Prof. Dr. Satrio - Kampung Melayu - UKI - Tol Jatibening - Bekasi Timur) PPD 916 ke Kampung Melayu (via Kebon Sirih - Kramat - Salemba) Stasiun Tanah Abang (Green Line dan Green Line (Serpong Branch)) Bus Sekolah M07 patas ke Kampung Melayu (via Mansyur - Prof. Dr. Satrio - Casablanca) Mikrolet M08 patas ke Kota (via Sangaji - Gajah Mada - Glodok) Mikrolet M09 patas ke Kebayoran Lama (via Permata Hijau) Mikrolet M09A patas ke Kebayoran Lama (via Pos Pengumben) Mikrolet M11 patas ke Kebon Jeruk (via Rawa Belong) Mikrolet M38 patas ke Grogol (via Tomang - Bendungan Hilir) Mikrolet M44 patas ke Kampung Melayu (via Karet Tengsin - Casablanca) Angkutan Kota JP.03 Roxy Mas - Bendungan Hilir Angkutan Kota JP.03A Roxy Mas - Karet Tengsin Pusat Perbelanjaan Blok A Tanah Abang Blok B Tanah Abang Blok C Tanah Abang Blok F Tanah Abang Pusat Metro Tanah Abang Pasar Tanah Abang Plaza Senayan Grand Indonesia Shopping Town Senayan City Thamrin City Daftar Kelurahan Bendungan Hilir, Tanah Abang dengan kode pos 10210 Karet Tengsin, Tanah Abang dengan kode pos 10220 Kebon Melati, Tanah Abang dengan kode pos 10230 Kebon Kacang, Tanah Abang dengan kode pos 10240 Kampung Bali, Tanah Abang dengan kode pos 10250 Petamburan, Tanah Abang dengan kode pos 10260 Gelora, Tanah Abang dengan kode pos 10270 Pranala luar Wikimedia Commons memiliki media mengenai Tanah Abang. lbs Topik mengenai Batavia lbs

Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta Cempaka Putih Cempaka Putih BaratCempaka Putih TimurRawasari Lambang Kota Administrasi Jakarta Pusat Gambir CidengDuri PuloGambirKebon KelapaPetojo SelatanPetojo Utara Johar Baru GalurJohar BaruKampung RawaTanah Tinggi Kemayoran Cempaka BaruGunung Sahari SelatanHarapan MulyaKebon KosongKemayoranSerdangSumur BatuUtan Panjang Menteng CikiniGondangdiaKebon SirihMentengPegangsaan Sawah Besar Gunung Sahari UtaraKarang AnyarKartiniMangga Dua SelatanPasar Baru Senen BungurKenariKramatKwitangPasebanSenen Tanah Abang Bendungan HilirGeloraKampung BaliKaret TengsinKebon KacangKebon MelatiPetamburan

Cempaka Putih

Cempaka Putih, Jakarta Pusat 


Cempaka Putih Kecamatan Negara Indonesia Provinsi Jakarta,  Kota Jakarta Pusat Kecamatan Cempaka Putih yang terletak di Jakarta Pusat adalah hasil pemekaran dari Kecamatan Senen. Cempaka Putih berbatasan dengan Kemayoran di sebelah utara, Johar Baru dan Senen di sebelah barat, Pulogadung di sebelah timur, dan Matraman di sebelah selatan. Cempaka Putih terletak di bahu Jalan Letjen Suprato. Cempaka Putih ada berberapa universitas seperti Universitas Yarsi. Di sana juga ada Jalan Cempaka Putih Raya yang ada restoran restoran dan minimarket.

cempaka-putih


Nama  Jalan di Daerah Cempaka Putih Jakarta Pusat


  • Jl. Percetakan Negara 
  • Jl. Pramuka Sari , Green Pramuka Square Mall
  • Jl. Sayuti. 
  • Jl. Cempaka Putih Barat, Komp. Cemp. Putih Indah
  • Jl. Murdai 1
  • Jl. Rawamangun, Pasar Genting
  • Jl. Muhirin
  • Jl. J Rawasari 
  • Jl. Pemuda, Hotel Sentral

Daftar kelurahan Kota Administrasi Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Cempaka Putih Timur, Cempaka Putih dengan kode pos 10510
Cempaka Putih Barat, Cempaka Putih dengan kode pos 10520
Rawasari, Cempaka Putih dengan kode pos 10570
Pranala luar
lbs
Cempaka Putih
Cempaka Putih BaratCempaka Putih TimurRawasari
Lambang Kota Administrasi Jakarta Pusat
Gambir
CidengDuri PuloGambirKebon KelapaPetojo SelatanPetojo Utara
Johar Baru
GalurJohar BaruKampung RawaTanah Tinggi
Kemayoran
Cempaka BaruGunung Sahari SelatanHarapan MulyaKebon KosongKemayoranSerdangSumur BatuUtan Panjang
Menteng
CikiniGondangdiaKebon SirihMentengPegangsaan
Sawah Besar
Gunung Sahari UtaraKarang AnyarKartiniMangga Dua SelatanPasar Baru
Senen
BungurKenariKramatKwitangPasebanSenen
Tanah Abang
Bendungan HilirGeloraKampung BaliKaret TengsinKebon KacangKebon MelatiPetamburan

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *